HBL - Sebuah fakta mencengangkan melihat fenomena penggunaan program atau software di Indonesia. Laporan dari Bussines Software Alliance menunjukan jika masih banyak orang-orang menggunakan software bajakan di komputernya. Nilai pembajakan piranti lunak ini mencapai triliunan rupiah, hal ini yang menjadikan mengapa para produsen software-software merugi.
Dalam laporan tersebut menyebutkan jika nilai peredaran software bajakan di Indonesia mencapai 1.1 miliar dollar US atau setara 14.4 triliun per tahun 2015. Tingkat pembajakan software mencapai 84 persen dari seluruh software yang beredar. Ingat, itu di tahun 2015, dan kemungkinan 2016 bakal lebih besar dari tahun sebelumnya.
Sumber dari Statista melaporkan meskipun rata-rata software yang terpasang di Indonesia mencapai 84 persen atau terbanyak dari negara-negara lain, namun nilai pembajakannya menunjukan lebih kecil dari mereka. Di Amerika Serikat sendiri hanya dari 17 persen pemasangan sudah mencapai nilai pembajakan sebesar 9.1 miliar dollar US.
Dalam laporan tersebut menyebutkan jika nilai peredaran software bajakan di Indonesia mencapai 1.1 miliar dollar US atau setara 14.4 triliun per tahun 2015. Tingkat pembajakan software mencapai 84 persen dari seluruh software yang beredar. Ingat, itu di tahun 2015, dan kemungkinan 2016 bakal lebih besar dari tahun sebelumnya.
Sumber dari Statista melaporkan meskipun rata-rata software yang terpasang di Indonesia mencapai 84 persen atau terbanyak dari negara-negara lain, namun nilai pembajakannya menunjukan lebih kecil dari mereka. Di Amerika Serikat sendiri hanya dari 17 persen pemasangan sudah mencapai nilai pembajakan sebesar 9.1 miliar dollar US.
SOFTWARE BAJAKAN DI INDONESIA MERAJALELA
Di Indonesia sendiri, situs penyedia software bajakan cukup banyak. Orang-orang Indonesia yang suka hal berbau simpel, murah, cepat, gratisan tentu saja menjadi buruan. Mereka beranggapan, "Kalo ada yang gratis kenapa musti pilih yang berbayar?" singkat padat dan jelas, sisi ekonomi menjadi faktor utama mereka, ya bagaimanapun jika membeli versi aslinya nyari ratusan ribu bahkan ada yang jutaan jadi mereka memilih jalan pintas.
Untuk itu mereka beralih menggunakan software bajakan yang didapat dari situs-situs penyedia piranti lunak tersebut. Meskipun mereka berhasil mendapatkannya, tentunya software tersebut berbeda atau tidak sesempurna dengan versi aslinya. Software bajakan bagaimanapun kadang memiliki banyak bug seperti:
Untuk itu mereka beralih menggunakan software bajakan yang didapat dari situs-situs penyedia piranti lunak tersebut. Meskipun mereka berhasil mendapatkannya, tentunya software tersebut berbeda atau tidak sesempurna dengan versi aslinya. Software bajakan bagaimanapun kadang memiliki banyak bug seperti:
- Meminta aktivasi yang berkala,
- Tidak bisa update dari aplikasi itu sendiri,
- Tidak bisa menikmati menu online,
- Adanya sistem softwarenya yang cacat.
Berbeda dengan orang yang membeli software original, ia akan mendapatkan fasilitas premium dari pihak developernya sehingga bisa maksimal menggunakan programnya tersebut. Sementara software dengan pembajakan paling tinggi adalah
- Windows (OS), mengingat harganya yang jutaan, semua orang memilih alternatif menggunakan versi bajakannya.
- Adobe dan Corel (Adobe Photoshop & CorelDRAW), fitur editing yang melimpah sangat digemari orang-orang dan harganya yang mahal menjadikan memilih versi bajakan.
- Game Online/OFF (PES, FIFA, GTA, Call of Duty, Battlefield dll)
Alasan memakai versi bajakan nyaris sama: Harga yang Original Mahal dan rata-rata yang menggunakan tidak berpenghasilan.
CIRI - CIRI SOFTWARE BAJAKAN SECARA UMUM
- File yang diunduh bukan dari situs resminya.
- File yang diunduh memiliki 'Crack'.
- Didapat dari CD/DVD yang diisi banyak jenis software yang berharga murah.
Tampilkan Komentar